Kehadiran XL Axiata di Kalimantan

Sebagai gambaran, di region Kalimantan, saat ini rata-rata penghasilan per pengguna (ARPU) lebih tinggi dibandingkan dengan ARPU nasional. Khusus di Kalimantan Timur, nilai ARPU 10-15 persen lebih tinggi dibandingkan semua lokasi Kalimantan.

Kemudian dari faktor lalu lintas data, trafik jaringan di Kalimantan tumbuh 40 persen didalam setahun. Sementara dibandingkan bulan yang mirip th. lalu, trafik information di Kalimantan tumbuh 20 persen.

Untuk memenuhi keperluan keinginan akan jaringan berkualitas di luar pulau Jawa itulah, XL tetap membangun jaringan di luar pulau Jawa, juga di Kalimantan. XL Axiata juga tetap jalankan peningkatan infrastruktur penjualan product secara agresif.

Gede menambahkan, ke depan untuk membangun jaringan di luar Jawa XL Axiata fokus di Sumatera sampai Kalimantan dikutip dari laman bina marga dki

“Kami akan amat agresif (membangun infrastruktur) di Sumatera karena sudah kuat dan potensinya masih amat besar. Selanjutnya juga Kalimantan Timur dan Tengah, dan Sulawesi Utara sampai Tenggara karena tersedia kantong-kantong industri,” kata Gede.

XL Axiata Ogah Disebut Operator Jawa, Fokus Bangun Jaringan di Sumatera sampai Kalimantan

XL Axiata tak rela disebut sebagai operator yang hanya memfokuskan perluasan dan pembangunan jaringan di Pulau Jawa. Untuk itulah, sejak 2018 dan 2019, perusahaan mulai fokus membangun jaringan di luar Jawa, juga di antaranya di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua.

Diungkapkan oleh Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, sejak 2018 perusahaan mengembangkan jaringan di Kalimantan dan lokasi lainnya.

“Kini, 53 persen jaringan di Jawa dan 47 jaringan di luar Jawa, berimbang. Semoga akhir th. bisa 50:50 kapabilitas network-nya,” kata Gede, ditemui di Kompleks Ibu Kota Negara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (8/6/2023).

Gede mengatakan, sejauh ini disaat membangun jaringan di luar pulau Jawa, panjang fiber optic di non Jawa 30 persen lebih panjang dibandingkan dengan di pulau Jawa. Menurutnya, perihal ini terjadi karena jarak antar site lebih jauh dan lokasi yang lebih luas.

Ia pun mengungkapkan keliru satu tantangan pengembangan jaringan seluler di luar pulau Jawa adalah lihat kepadatan penduduknya.

“Satu tantangan pengembangan jaringan seluler amat lihat kepadatan penduduk. Semakin padat penduduknya, jaraknya dekat-dekat, makin lama enteng dibangun jaringan dan profit bagi site,” kata Gede.

Gede menjelaskan, didalam membangun jaringan seluler di luar Jawa, pihaknya wajib mengakibatkan perhitungan terpisah. Hal ini karena, disaat jarak antarpenduduk makin lama jauh, site yang dibangun pun tidak berdekatan.

“Otomatis, effort membangun jaringan di luar pulau Jawa itu jauh lebih besar dibandingkan dengan membangun jaringan di lokasi pulau Jawa,” tutur dia.

Namun menurutnya bersamaan dengan pertumbuhan tipe hidup penduduk yang mengarah ke digital, energi membeli penduduk di luar pulau Jawa, lebih-lebih di Kalimantan dan Sulawesi Selatan itu tetap meningkat dari th. ke tahun.